MAKALAH
“PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA
TEBING TINGGI TAHUN 2009-2013”
MATA
KULIAH : EKONOMI PEMBANGUNAN
DOSEN :
Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : ISMAH PRATIWI
NIM : 7133141041
KELAS : B REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan mengucapkan syukur kepada Allah
SWT, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah
ditentukan. Makalah ini berisikan
tentang Pertumbuhan Ekonomi Kota
Tebing Tinggi. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Eko
Wahyu Nugrahadi,M.Si selaku dosen mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk
membuat dan menyelesaikan makalah ini. Sehingga saya memperoleh
banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan makalah
ini.
Saya berharap
semoga makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat banyak
kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata saya meminta
maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat
kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan
di hati pembaca maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam
proses belajar. Oleh karena itu saya memohon kritik dan sarannya demi kemajuan
bersama.
Medan, Mei 2015
Ismah Pratiwi
713 314 1041
713 314 1041
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu
perekenomian dari suatu
daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu gambaran
mengenai
dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk
dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui
keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan
sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pembangunan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan
ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada
sektor ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan . Dengan
demikian makin tingginya
pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat , meskipun
terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan . Pendirian industri-industri baru dan
meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor
industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui
pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruas jalan.
Perubahan-perubahan pada berbagai
sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang
ditandai dengan naiknya produksi daerah, pendapatan daerah, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara
terus-menerus.
Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan
pembangunan, dan hasil pertumbuhan
ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai di lapisan paling bawah, baik dengan sendirinya
maupun dengan campur tangan pemerintah. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut
secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui
penyajian PDRB atas harga konsumen secara berskala, yaitu pertumbuhan yang positif
menunjukkan adanya peningkatan perekonomian,
sebaliknya
apabila
negatif
menunjukkan terjadinya penurunan.
Hingga
bulan November 2013, perekonomian Kota Tebing Tinggi berdasarkan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) mengalami pertumbuhan sebesar 6,91%. Berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi tahun 2011-1016, pertumbuhan
ekonomi menurut data statistik BPS Kota Tebing Tinggi, terus mengalami peningkatan.
Seperti tahun 2011, dari target 6,19% berhasil terealisasi 6,67%, begitu juga
pada tahun 2012 dari target 6,32%, terealisasi
6,75%.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
profil kota Tebing Tinggi ?
2.
Bagaimana
pertumbuhan ekonomi di kota Tebing Tinggi periode 2009-2013 ?
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui profil kota Tebing Tinggi.
2.
Untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi kota Tebing Tinggi periode 2009-2013.
Metode
Metode yang
digunakan untuk penulisan makalah ini adalah metode referensi literature, yang
bersumber dari surat kabar online, website resmi pemerintah daerah kota Tebing
Tinggi, Katalog “Tebing Tinggi dalam angka 2014” oleh Badan Pusat Statistik
kota Tebing Tinggi, artikel-artikel, dan jurnal yang diperoleh dari
perpustakaan dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Profil Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi
berada di Provinsi Sumatera Utara, Negara Republik
Indonesia. Merupakan salah satu pemerintahan kota dari 33
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Berjarak sekitar 78 km dari Kota Medan (Ibu
kota Provinsi Sumatera Utara),
50 km dari Lubuk Pakam, 47 km dari Pematang Siantar dan 97 km dari Parapat.
Kota Tebing Tinggi
terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu menghubungkan Lintas Timur dan
Lintas Tengah Sumatera melalui lintas diagonal pada ruas Jalan Tebing Tinggi,
Pematang Siantar, Parapat, Balige dan Siborong-borong. Secara geografis Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3o
19' - 3o 21' Lintang Utara dan 98o 11' - 98o 21'
Bujur Timur, luas wilayahnya adalah 38,44 Km2 atau sekitar 0,05% dari luas
wilayah Sumatera Utara.
Gambar
: Demografi Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi terbagi
atas 5 Kecamatan dan 35 Kelurahan/Desa. Perbatasan wilayahnya adalah :
- Di sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai,
- Di sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai,
- Di sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai,
-Di sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai,
Kota Tebing Tinggi beriklim tropis, dan
berada pada ketinggian rata-rata 26-34 m di atas permukaan laut (dpl),
temperatur udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 25o - 29oC.
Sebagaimana kota-kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara, Kota Tebing tinggi
mempunyai dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Luas wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 38,438 km2 dan terbagi atas 5
(lima) Kecamatan, yaitu:
1.
Kecamatan Padang
Hilir berkedudukan di Kelurahan
Tebing Tinggi.
2.
Kecamatan Padang
Hulu berkedudukan di Kelurahan
Pabatu.
- Kecamatan Rambutan berkedudukan di Kelurahan Tanjung Marulak.
- Kecamatan Bajenis berkedudukan di Kelurahan Teluk Karang.
- Kecamatan Tebing Tinggi Kota berkedudukan di Kelurahan Pasar Gambir.
Luas wilayah Kota Tebing Tinggi relatif kecil, yaitu
hanya 0,05% dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Tetapi masih lebih
luas dibandingkan Kota Sibolga yang hanya 0,02% dari luas total Provinsi
Sumatera Utara. Komoditi unggulan
Kota Tebing Tinggi yaitu sektor Pertanian dengan komoditinya adalah jagung, ubi
jalar dan ubi kayu.
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang
bila terjadi pertumbuhan output riil.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan
pertumbuhan
ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi, nyata, dan kerja meningkat. Teori pertumbuhan ekonomi pada
dasarnya adalah suatu “ceritera” logis mengenai bagaimana proses pertumbuhan
terjadi. Teori ini menjelaskan dua hal, yaitu (1) mengenai faktor-faktor
apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan
(2) mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama
lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Menurut
Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki
definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output
perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin
tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan
masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu
untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya,
pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan
serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Faktor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
Dua hal esensial harus
dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang
harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak boleh ada sumber-sumber
menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien.Yang kedua, penawaran atau
jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah
diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen
yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Sumber-sumber Alam; Elemen ini
meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain-lain.
Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan
sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.
2.
Sumber-sumber Tenaga Kerja; Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi pada umumnya adalah
terlalu banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas
sumber-sumber daya tenaga kerja sangat rendah.
3.
Akumulasi Kapital; Untuk
mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan konsumsi
sekarang selama beberapa dekade.
Akumulasi kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya;
tetapi juga meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi
industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor
pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting
dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi
dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital.
4.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
5.
Faktor Budaya; Faktor
budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas,
jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Peranan Penting Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi
1.
Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak
stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi
pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin
terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di
dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha
yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2.
Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta
melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi
kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk
memonitori proses pertumbuhan.
3.
Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital
dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan
produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila
tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti
sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasar
masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas
komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
4.
Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta)
merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang
menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena
rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat
konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok
kaya yang sesungguhnya bias menabung.
5.
Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup
masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang
sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju
pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan
melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang
bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke
kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.
6.
Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit
untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi
masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi
juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak
dapat direalisasikan.
Strategi Pertumbuhan Ekonomi
1.
Industrialisasi Versus
Pembangunan Pertanian; Pembangunan
pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif
menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan,
saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan
produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan
tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang
sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor
industri tanpa menurunkan output sektor
pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output
total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
2.
Strategi Impor Versus Promosi
Ekspor ; Stategi
industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun
industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif
kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan
ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi
da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena
menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat
Pertumbuhan Ekonomi :
a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah dalam tahun
tertentu atau perode tertentu dan biasanya satu tahun. Penghitungan
PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB
harga atas harga berlaku merupakan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun yang
bersangkutan sementara atas harga konstan dihitung dengan menggunakan harga
pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu daerah. Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan
empat cara pendekatan yaitu :
1.
Pendekatan Produksi, dapat disebut juga pendekatan nilai
tambah dimana nilai tambah bruto ( NTB) dengan cara mengurangkan nilai output
yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya antara dari masing
nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi.
2.
Pendekatan Pendapatan, yaitu nilai tambah dari kegiatan – kegiatan ekonomi dihitung dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor praoduksi yaitu upah dan gajih, surplus
usaha, penyusutan dan pajak tak
langsung neto.
3.
Pendekatan Pengeluaran, Pendekatan
ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh
berbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga,
pemerintah dan yayasan sosial, Pembentukan
modal, dan ekspor.
4.
Metode Alokasi, Metode ini digunakan jika data
suatu unit produksi di suatu daerah tidak tersedia. Nilai tambah suatu unit
produksi di daerah tersebut dihitung dengsn menggunakan data yang telah
dialokasikan dari sumber yang tingkatnya lebih tinggi, misalnya data suatu
kabupaten diperoleh dari alokasi data Propinsi.
Data PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Tebing Tinggi 2009-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi
Data Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Harga Berlaku
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Tebing
Tinggi
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun
|
PDRB (Jutaan Rupiah)
|
Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2009
|
2.032.995,63
|
5,95
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2010
|
2.302.735,31
|
6,04
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2011
|
2.608.638,60
|
6,67
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2012
|
2.964.042,20
|
6,75
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2013
|
3.453.985,93
|
6,91
|
Sumber
: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi
Secara grafik
PDRB, Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonomi Kota Tebing Tinggi dapat
digambarkan seperti dibawah ini :
Sumber : Badan Pusat Statistik kota Tebing Tinggi, 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik kota Tebing Tinggi, 2014
Sumber : Badan Pusat
Statistik kota Tebing Tinggi, 2014
Berdasarkan penghitungan PDRB
atas dasar harga berlaku, Kinerja
ekonomi Kota Tebing Tinggi
tahun 2013 sebesar 3,45 triliun
rupiah. Angka tersebut naik sekitar
16,53 persen dari tahun sebelumnya
yang sebesar 2,96 triliun
rupiah. Akan tetapi kinerja ini
masih dipengaruhi oleh faktor inflasi. Jika
faktor inflasi dihilangkan,
kinerja ekonomi riil di Kota
Tebing Tinggi tahun 2013 yang
diukur dengan besaran PDRB
atas dasar harga konstan 2000
mencapai 1,42 triliun rupiah. Kinerja
riil tersebut lebih tinggi dari tahun
2012 yang sebesar 1,33 triliun rupiah.
Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi
Kota Tebing Tinggi mencapai
6,91 persen. Pertumbuhan tersebut
meningkat dibandingkan tahun
2012 yang tumbuh sebesar 6,75
persen. Pertumbuhan ekonomi yang
paling cepat terjadi di sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang
mencapai 8,15 persen. Kontribusi
terbesar dalam pembentukan
PDRB Kota Tebing Tinggi
adalah sektor perdagangan, hotel
dan restoran diikuti oleh sektor
industri.
Pada tahun 2013 sektor perdagangan,
hotel dan restoran memberikan
kontribusi sebesar 22,24
persen, sedangkan sektor industri
pengolahan memberikan kontribusi
sebesar 19,58 persen. Sektor
lain yang memberikan kontribusi
cukup besar lainnya adalah
sektor Jasa – jasa (termasuk jasa
pendidikan dan kesehatan) yakni
sebesar 19,57 persen. Jika
dilihat menurut kelompok
sektor, maka kelompok sektor
tersier memberikan kontribusi
yang yang sangat besar pada
perekonomian Kota Tebing Tinggi.
Tahun 2013 kelompok sektor
ini mencapai 67,45 persen, sedangkan
kelompok sektor sekunder
hanya 31,13 persen, dan kelompok
sektor primer sebesar 1,42
persen. Keadaan ini sesuai dengan kondisi Kota Tebing Tinggi sebagai daerah perkotaan, dimana sektor perdagangan, industri pengolahan dan jasa menjadi sektor andalan.
Selanjutnya, berdasarkan perubahan indeks implisit, perubahan harga yang terjadi pada tingkat produsen tahun 2013 di Kota Tebing Tinggi sebesar 8,99 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2012 yang mencapai 6,43 persen. Secara umum, situasi perekonomian Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 sedikit lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada 9 sektor didalam struktur ekonomi Kota Tebing
Tinggi sampai dengan tahun 2013 yaitu (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan
Penggalian, (3) Industri, (4) Listrik,Gas,dan Air bersih, (5) Bangunan, (6)
Perdagangan, Hotel & Restoran, (7) Pengangkutan & komunikasi, (8)
Lembaga Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan, (9) Jasa-Jasa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan
ekonomi di setiap daerah di Indonesia
berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan perkapita suatu daerah tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan atau penghasilan dari
penduduknya. Jika
pendapatan daerah itu tinggi
maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu daerah itu dibawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah . Pertumbuhan
ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu daerah. Semuanya ini
berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena
itu daerah terus
memajukan pendapatan daerahnya. Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tebing Tinggi yang paling
cepat terjadi di sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang
mencapai 8,15%. Sektor tersebut juga memiliki kontribusi terbesar
dalam pembentukan PDRB. Dari data-data dalam pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa setiap tahunnya Kota Tebing Tinggi selalu mengalami
peningkatan pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan positif). Secara teori daerah yang
mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan kesejahteraan
dari masyarakat daerah tersebut terlepas dari masalah distribusi pendapatan.
Namun dari data-data yang diperoleh bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Kota Tebing Tinggi juga diikuti oleh berkurangnya jumlah penduduk pra sejahtera
(miskin).
Saran
Untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara khususnya Kota Tebing Tinggi, pemerintah dibantu rakyat daerah Tebing Tinggi harus dapat mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber
daya yang ada di daerahnya. Kebijakan
pemerintah daerah sangat
berperan penting dalam usaha tersebut. Pemerintah daerah harus mampu memberantas korupsi yang merupakan faktor utama penghambat
pertumbuhan ekonomi, selain itu pemerintah daerah harus mengembangkan infrastruktur, meningkatkan taraf pendidikan
masyarakat agar kualitas sumber daya manusia meningkat sehingga mampu mengelola
sumber daya alam daerah secara
optimal, serta
merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Katalog “Tebing Tinggi dalam angka 2014” oleh Badan Pusat Statistik kota
Tebing Tinggi
No comments:
Post a Comment