A. Modal Asing dalam Pembangunan
Tingkat kemakmuran yang relatif rendah
di negara sedang berkembang (NSB) menimbulkan implikasi penting terhadap
kemampuan negara melakukan penanaman modal . Hal tersebut menyebabkan tingkat
tabungan masyarakat dan kemampuan warga untuk membayar pajak terbatas, sehingga
negara akan membiayai pertumbuhan ekonomi dari modal asing. Aliran modal asing
tersebut mengalir melalui sektor pemerintah dan swasta.
Adapun aliran modal asing ke
sektor swasta dapat berupa:
1. Penanaman
Modal Asing
Orang-orang asing yang biasanya
sangat baik dalam hal penguasaan tekonologi dan memiliki kekuatan modal yang
sangat kuat diharapkan mampu menyokong pembangunan ekonomi dalam negeri.
Tentunya penanaman modal asing memiliki kelebihan dan kelemahan tehadap
pembangunan ekonomi. adapun kelebihan modal asing dalam pembangunan ekonomi,
yaitu:
a. Keuntungan
yang diperoleh perusahaan asing tersebut dipaksa tetap berada dalam negeri dan
dapat dgunakan untuk membiayai pemabngunan;
b. Menambah
kesempatan kerja dan mengurangi masalah pengangguran yang dihadapi pemerintah;
c. Kemampuan
perusahaan untuk menggunakan teknologi yang lebih tinggi menyebabkan tingkat
produktivitas tinggi dan akan membayar gaji yang lebih tinggi daripada yang
sanggup dibayar oleh perusahaan nasional;
d. Sebagai
sumber penghasilan pendapatan, berupa pajak yang dikenakan atas keuntungan yang
diperoleh dan royalti yang dibayar perusahaan asing untu memperoleh konsesi
pengusahaan kekayaan alam yang dimiliki negara.
Adapun kerugian dari modal asing
dalam pembangunan ekonomi, yaitu:
a. Dalam
jangka panjang modal asing dapat memperburuk mata uang asing;
b. Hasil-hasil
mereka tidak diekspor atau tidak menggantikan barang-barang impor;
c. Mereka
mengimpor bahan mentah dari luar negeri dan mengirimkan keuntungan yang
diperoleh kepada perusahaan induk di luar negeri.
Di Indonesia, PMA diatur dalam
Undang-undang Penanaman Modal Asing (UUPMA) yang merupakan landasan hukum
mengalirnya PMA ke Indonesia. Sejalan dengan perubahan keadaan sosial, politik
dan ekonomi, diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat perkembangan
ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi
nasional.
2. Penanaman
Modal Portofolio
Selain penanaman modal asing
dapat pula berupa penanaman modal portofolio. Penanaman modal portofolio berupa
penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan bukan pengurusan kegiatan perusahaan
sehari-hari. Penanaman modal portofolio lebih menguntungkan dibandingkan
penanaman modal asing. Terdapatnya penanaman modal portofolio ke negara
berkembang yang masih berada dibawah potensinya ini disebabkan karena :
a. Adanya
keraguan para penanam modal atas kemampuan perusahaan-perusahaan di negara
berkembang membayar kembali utang-utang dan deviden saham yang dikeluarkan;
b. Ketidakstabilan
politik ekonomi negara berkembang menyebbkan keengganan untuk menanam modal ke
negara-negara itu;
c. Pasar
modal dibanyak negara berkembang masih belum sepenuhnya tumbuh;
d. Kekurangan
mengenai pembangunan ekonomi yang tengah dijalankan menyebabkan para penanam
modal dari negara maju tidak mengetahui kesempatan-kesempatan yang
menguntungkan.
3. Kredit
Ekspor
Kredit ekspor, yaitu penundaan
pembayaran impor dapat memberikan sumbangan yang cukup penting kepada suatu
negara , asal saja cara pengerahan modal ini dilaksanakan setelah
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh . Model ini merupakan sumber modal
asing yang paling penting karena selain
bunganya tinggi , nilai pinjaman juga
disesuaikan dengan kenaikan harga-harga . Selain itu , karena jangka pembayaran
kembali relatif singkat , pinjaman ekspor lebih mudah menimbulkan ketidak
seimbangan neraca pemabyaran kalau dibandingkan dengan jenis-jenis modal asing
lain yang mengalir kenegara berkembang.
Adapun aliran modal asing ke
sektor pemerintah berupa arus modal yang harus dibayar kembali atau sama dengan
tabungan luar negeri, yaitu:
a. Tabungan
resmi sektor pemerintah (Official saving)
berupa hibah (Grants) dan pinjaman
lunak (Soft loans);
b. Tabungan
resmi sektor swasta (Private saving)
berupa utang swasta yang dijamin pemerintah dan yang bukan dijamin pemerintah.
B. Motivasi Negara Donor
Tidak selamanya negara donor
memberikan bantuan kepada negara berkembang ataupun negara miskin berdasarkan
atas dasar kemanusian ataupun tanggung jawab moral dari penduduk kaya terhadap penduduk
miskin. Tetapi bisa saja negara donor termotivasi untuk memberikan modal
ataupun hutang kepada negara sedang berkembang ataupun negara miskin atas dasar
kepentingan ekonomi, bahkan strategi politik.
Hal ini dikarenakan negara donor
melihat potensi dari kerja sama yang akan terjalin antara kedua negara. Dengan
demikian, negara donor tidak akan merasakan kerugian atas pemberian modal
kepada negara yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga akan memiliki pengaruh
dalam proses politik negara tersebut karena mereka tidak ingin dirugikan akibat
dari keputusan-keputusan politik di negara yang bersangkutan. Itulah kenapa
sebelum memberikan modal kepada negara bersangkutan, negara donor akan
menawarkan nota-nota kesepakatan dari pemberian modal tersebut.
C. Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
Adapun sumber-sumber pembiayaan
pembangunan di Indonesia dapat dibagi kedalam pegerahan modal dalam negeri dan
luar negeri.
1. Pengerahan
Modal dalam Negeri
a. Ekspor
Sebagian penganut sistem ekonomi
terbuka, lalu lintas perdagangan Internasional berperan penting dalam
perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Seberapa jauh peran perdagangan luar
negri terlihat dari rasio antara ekspor di tambah impor terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
b. Tabungan
Sukarela Masyarakat
Tabungan sukarela masyarakat
adalah bagian pendapatan yang diterima masyarakat yang secara sukarela tidak
igunaan untuk konsumsi .Masyarakat menggunakan bagian pendapatan tersebut
terhadap beberapa tujuan yaitu untuk disimpan saja tanpa digunakan , ditabung
di badan-badan keuangan , dipinjamkan kepada anggota masyarakat lainnya ,
digunakan untuk penanaman modal yang tidak produktif . Berbagai macam
penggunaan ini memberikan efek yang berbeda kepada usaha menciptakan pembagunan
ekonomi .
Tabungan masyarakat baru akan
memberikan sumbangan kepada usaha pembangunan apabila :
1) Para
peminjam menggunakan tabungan secara produktif yaitu modal yang mereka pinjam
akan digunakan untuk menaikkan produksi barang dan jasa dalam masyarakat;
2) Tabungan
dialirkan kebadan-badan keuangan dan selanjutnya badan-badan keuangan
meminjamkannya kepada para pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal yang
produktif.
Adapun faktor-faktor yang
menentukan tabungan sukarela, yaitu:
1) Tingkat
pendapatan perkapita masyarakat tersebut;
2) Corak
distribusi pendapatan masyarakat;
3) Besarnya
keuntungan sektor perusahaan;
4) Tingkat
perkembangan institusi keuangan.
Langkah-langkah
untuk meningkatkan tabungan sukarela, yaitu:
1) Peranan
pasar modal dan pengumpul dana lain;
2) Peranan
bank komersial;
3) Peranan
kestabilan perekonomian;
4) Konsumsi
yang bersifat kemewahan perlu diawasi.
c. Tabungan
Pemerintah
Tabungan pemerintah merupakan
kelebihan pendapatan pemerintah dari pajak dan sumber-sumber lainnya, setelah
pendapatan itu digunakan untuk pengeluaran rutin. Pendapatan pemerintah itu
juga diperoleh dari berbagai pungutan pajak.
1) Pajak
sebagai sumber pendapatan pemerintah
Pajak yang dipungut pemerintah
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung .
Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan atas pendapatan yang diterima atau
kekayaan yang dimiliki seperti pajak
pendapatan rumah tangga , pajak pendapatan perusahaan , dan pajak kekayaan.
Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada para pembeli
yang menggunakn barang dan jasa yang ada dalam masyarakat seperti pajak penjualan ,pajak impor dan
pajak ekspor.
Di negara berkembang pajak tidak
langsung menghasilkan pendapatan pajak yang cukup besar. Pendapatan dari pajak
ini antara lain diperoleh dari kegiatan perdagangan luar negeri yaitu pajak
ekspor dan pajak impor. Negara berkembang menggunakan pajak impor yang tinggi
untuk mengurangi kecenderungan masyarakat untuk mengimpor barang-barang mewah,
melindungi industri-industri dalam negeri dan menjaga kestabilan neraca pembayaran.
Kebijakan meningkatkan pendapatan
pemerintah dapat dilaksanakan dengan menjalankan langkah- langkah berikut yaitu
:
·
Mencari sumber penerimaan pajak yang baru;
·
Memperbaiki administrasi pungutan pajak;
·
Menaikkan pendapatan pajak langsung;
·
Meingkatkan penerimaan pajak dari sektor
pertanian;
·
Meningkatkan penerimaan pajak dari pajak
kekayaan;
·
Meningkatkan penerimaan dari pajak perusahaan;
·
Meningkatkan pendapatan dari pajak tidak
langsung;
·
Meningkatkan efesiensi administrasi pemungutan
pajak.
2) Perpajakan
dan perangsang untuk melakukan investasi
Disetiap negara pemungutan pajak
mempunyai banyak tujuan yaitu untuk lebih memeratakan distribusi pendapatan ,
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat atas beberapa jenis barang tertentu ,
meningkatkan tabungan yang dapat digunakan untuk penanaman modal dan
mempengaruhi corak penanaman modal .
Supaya kebijakan menaikkan
pendapatan pemerintah dari perpajakan memberikan sumbangan yang maksimal kepada
pembangunan , kebijakan tersebut haruslah mengusahakan pula agar:
·
Penanaman modal yang bersifat spekulatif dapat
dikurangi;
·
Tingkat konsumsi masyarakat dapat dikendalikan
dan tidak berlebihan;
·
Meningkatkan gairah masyarakat untuk menabung;
·
Suasana yang akan merangsang masyarakat untuk
lebih banyak menanam modal tidak dipengaruhi secara negatif;
·
Memberikan sumbangan yang positif kepada usaha
untuk pemerataan pendapatan
3) Anggaran
belanja defist sebagai cara pengerahan modal
Keuangan defisit (deficit financing) diartikan sebagai
setiap pengeluaran negara yang melebihi penerimaan. Di negara maju, keuangan
defisit dipergunakan untuk menggambarkan suatu selisih pembelanjaan yang
sengaja diciptakan antara penerimaan dan pengeluaran negara atau defisit
anggaran, metode pembelanjaan dengan sejenis pinjaman yang mengakibatkan
tambahan netto pada pengeluaran nasional atau pengeluaran agregat. Jadi
pengeluaran pemerintah yang dibiayai dari masyarakat juga dimasukkan dalam
keuangan defisit. Di negara terbelakang, pendapatan rendah dan sedang cenderung
berkonsumsi tinggi, dengan demikian tabungan sukarela ikut rendah. Jika
investasi dikaitkan dengan tingkat tabungan sukarela yang ada maka laju
pertumbuhan pendapatan nyata akan menjadi terhambat. Tabungan akan tetap rendah
dan begitu pula investasi. Keuangan defisit
dengan demikian dianggap sebagai cara menembus jalan buntu melalui
tabungan paksa (wajib). Lagipula defisit anggaran yang dibiayai dengan pinjaman
dari masyarakat semata-mata berarti pengalihan sumber yang ada untuk
pembentukan modal. Tetapi istilah keuangan defisit hanya diberlakukan pada
pengeluaran yang dibiayai oleh sarana tertentu yang cenderung meningkatkan
biaya total negara yang bersangkutan. Adapun sumber pembiayaan anggaran belanja
defisit adalah :
Apabila suatu negara mengambil
langkah kebijakan anggran belanja defisit maka defisit tersebut dapat dibiayai
dari sumber-sumber berikut
·
Penarikan neraca kas yang lalu oleh pemerintah;
·
Pinjaman dari bank sentral;
·
Penerbitan mata uang baru oleh pemerintah.
Keuangan defisit selalu berdampak
ekspansioner. Begitu pembangunan mendapatkan momentum, laju inflasi di dalam
perekonomian terpacu lebih cepat yang kemudian menghendaki dosis tambahan jumlah
uang pada setiap tahapannya:
·
Dengan naiknya investasi secara terus menerus
keseluruhan produk fisik mungkin menjadi lebih besar daripada sebelumnya
sehingga dengan demikian memerlukan kenaikan persediaan uang untuk tujuan transaksi
dalam jumlah yang sama;
·
Begitu perekonomian berkembang, sektor non uang
secara perlahan berubah menjadi sektor uang sehingga permintaan akan uang
meningkat;
·
Dalam hal surplus impor sebagai akibat naiknya
bantuan luar negeri, permintaan akan uang mungkin akan tetap lebih besar.
Keuangan defisit diakui sebagai
piranti pembangunan ekonomi namun demikian bukan pula tidak mengandung dampak
buruk. Hal tersebut mengandung bahaya pada potensi inflasionernya. Apabila
keuangan defisit bergabung dengan keuangan inflasioner ia akan mengalahkan
tujuannya sendiri. Kenaikan harga yang berkepanjangan merupakan cara memacu
pembangunan ekonomi yang mengandung bahaya. Inflasi bukan saja merupakan metode
pembiayaan pembangunan yang secara ekonomis tidak diinginkan tetapi juga secara
sosial, oleh karena itu hal tersebut merupakan metode memacu laju pertumbuhan
ekonomi yang paling menakutkan. Keuangan defisit menjadi inflasioner hanya jika
ia melampaui “ambang bahaya” nya. Keuangan defisit masih dalam batas
keselamatan sepanjang dilakukan dalam dosis yang wajar, kenaikan harga merayap
pelan dan langkah-langkah yang tepat
diambil untuk tetap menjaga harga-harga dapat dikendalikan.
Kebijaksanaan yang harus diambil
sehingga keuangan defisit menghasilkan pembentukan modal tanpa menimbulkan
kenaikan harga inflasioner :
·
Laju pertumbuhan ekonomi;
·
Pertumbuhan sector uang;
·
Kenaikan pinjaman dan pajak;
·
Pengendalian upah dan harga;
·
Penciptaan surplus impor;
·
Peningkatan penawaran barang;
·
Kenaikan dalam modal saham, laba yang tidak
dibagi dan surplus anggaran;
·
Semangat untuk berkorban
Penggunaan keuangan defisit bagi
pembangunan ekonomi mungkin akan mirip dengan api jika tidak dikendalikan akan
menjadi malapetaka; sedang jika dikendalikan ia memberikan terang dan
kehangatan. Oleh karena itu bahayanya tidak terletak pada alat itu sendiri
tetapi sebagian besar tergantung pada seberapa jauh kita berhati-hati
menggunakannya.
2. Pengerahan
Modal Luar Negeri
a. Bantuan
Luaar Negeri
Aliran modal dari luar negeri
dinamakan bantuan luar negeri apabila mempunyai 2 ciri-ciri berikut yaitu:
1) Aliran
modal yang berlaku bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan;
2) Dana
tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang
lebih ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional.
Ciri-ciri pinjaman bersyarat
ringan yaitu :
1) Kepada
tenggang waktu atau jangka waktu diman cicilan pembayaran kembali pinjaman
tidak perlu dilakukan;
2) Kepada
jangka waktu pembayaran kembali;
3) Kepada
tingkat bunga atas bantuan yang diberikan.
Alasan memberi pinjaman bersyarat
ringan yaitu :
1) Untuk
membantu negara yang menerima bantuan mempercepat pembangunan ekonomi;
2) Untuk
mengeratkan hubungan ekonomi dan politik antara negara yang menerima dan yang
memberi;
3) Untuk
membendung pengaruh pengaruh ideologi yang bertentanagn dengan negara pemberi
bantuan.
Dari sudut manfaat untuk membantu
pembangunan ekonomi ada dua peran utama bantuan luar negeri yaitu mengatasi
masalah kekurangan tabungan, dan kekurangan mata uang asing .Kedua masalah
kekurangan ini dinamakan masalah jurang ganda .
Untuk menjamin agar utang-utang
dapat dibayar kembali dimasa yang akan datang haruslah :
1) Proyek
yang dibiayai oleh bantuan tersebut mencapai sukses;
2) Secara
keseluruhan perekonomian mengalami perkembangan yang cukup sehingga dapat
menaikkan tabungan dan dengan demikian sanggup mencicil pembayaran kembali
pinjaman;
3) Ekspor
harus berkembang melebihi perkembangan impor sehingga dapat menyisihkan
sebagian dari pendapatan mata uang asing untuk mencicil pinjaman uang kembali.
b. Investasi
Asing
Investasi asing ini dapat berupa
penanaman modal asing (PMA) sebagaimana telah dijelaskan pada judul sebelumnya.
Sum
DAFTAR PUSTAKA
Alun, Tawang; Analisa
Ekonomi Utang Luar Negeri; Pustaka LP3S Indonesia, 1996
Chaniago, Andrinof A; Gagalnya
Pembangunan; Pustaka LP3S Indonesia, 2001
Meier, Gerald M; Ekonomi
Pembangunan Negara Berkembang Teori dan Kebijaksanaan; Bina Aksara Jakarta,
1985
Sukirno, Sadono; Ekonomi
Pembangunan; Kencana Perdana Media Group; Jakarta, 2007
Todaro, Michael P; Pembagunan
Ekonomi di Dunia Ketiga; PT. Gelora Aksara Pratama, 1995
http://okkifajrin.blogspot.com/2010/01/hutang-luar-negeri-dan-pembiayaan.html
http://yunirachma.blogspot.com/2012/04/modal-asing-dalam-pembangunan.html
http://www.bi.go.id