Menurut Wina menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda
(heterogen).
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997:
21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang
dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.
Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah
penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi
pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat
penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja
kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan.
Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota
kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok
yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa
dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu
mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam
satu
kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman
sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu
atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa
harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan
sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi
agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan
skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki
siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan
pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan
memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.
Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat
mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini
tergantung dari kreativitas guru.
Dapat disimpulkan pembelajaran
koperatif model students team achievement division (STAD) adalah variasi
pembelajaran kooperatif yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu
satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan beranggotakan masing-masing empat orang yang beragam kemampuan, jenis
kelamin, dan suku/ras. Selama pemberian materi, siswa-siswa di dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompoknya bisa menguasai materi. kemudian
semua siswa menerima kuis secara perorangan dengan materi yang sudah dibahas di
dalam kelompok tadi. Namun mereka tidak boleh saling membantu lagi satu sama
lainnya. nilai hasil kuis tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata
mereka sendiri yang diperoleh dari sebelumnya.
Adapun langkah-langkah
pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:
a. Materi
Materi pembelajaran kooperatif
metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok.
Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi)
yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar
kegiatan tersebut.
b. Menetapkan
siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk
kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri
dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus
diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh
membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih
teman yang disenangi saja.
Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat
diikuti petunjuk sebagai berikut :
1. Merangking
siswa
Merangking
siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi
apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu
informasi yang baik adalah skor tes.
2. Menentukan
jumlah kelompok
Setiap
kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa banyak
kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil
baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang
beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa.
Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
3. Membagi
siswa dalam kelompok
Dalam
melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang terdiri
dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya
tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata
semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
4. Mengisi
lembar rangkuman kelompok
Isikan
nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format
perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
c. Menentukan
Skor Awal
Skor awal
siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran
kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki
oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
d. Kerja sama
kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, Sebaiknya diawali dengan
latihan-latihan kerja sama kelompok.
Hal ini merupakan kesempatan bagi
setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal
antar anggota kelompok.
e. Jadwal
Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan
pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja
kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
Setiap pembelajaran dalam STAD
dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan,
petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Pendahuluan
1. Guru
menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting
untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi
dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
2. Guru dapat
menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk
menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
b. Pengembangan
1. Guru menentukan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dari pembelajaran.
2. Guru
menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami
makna, bukan hafalan.
3. Guru
memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan.
4. Guru
menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
5. Guru
melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
a. Guru
menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
b. Guru
memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan
soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan
diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c. Guru tidak
perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan
ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
memberikan umpan balik.
Pada hari pertama kegiatan kelompok
STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok,
yaitu:
a. Siswa
mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah
mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
b. Tidak
seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai
pelajaran.
c. Mintalah
bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami
kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d. Dalam satu kelompok harus saling berbicara
sopan.
Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan
peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang
dilakukan guru adalah:
a. Guru meminta
siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
b. Guru
memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
c. Guru
menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota
kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan
soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya
mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman
sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan
(lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa
mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
Guru melakukan pengawasan kepada
setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati
kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang
lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap
siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah
setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor
dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
a. Menghitung
skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor
kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor
perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa. Kriteria penilaianya
sebagai berikut :
Kriteria
|
Nilai Perkembangan
|
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
|
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
|
b. Menghargai
hasil belajar kelompok
Setelah
guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan
kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi
penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian.
Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
Setelah diskusi dan kuis dilaksanakan bagi kelompok yang
memiliki nilai tertinggi yang telah memenuhi kriteria penilaian maka akan
diberikan penghargaan yang berupa hadian dan penilaian untuk menambah nilai
kognitif di rapot.
C. Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Kebaikan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Setiap model pembelajaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran koperatif metode STAD
yaitu:
a. Dapat
mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.
b. Rasa percaya
diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan
akademisnya.
c. Strategi
kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal
di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat
dipetik dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan
kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan
para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun
persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa.
g. Berbagai
keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
h. Meningkatkan
rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i.
Meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
j.
Meningkatkan kesediaan menggunakan
ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Sedangkan keuntungan model
pembelajaran kooperatif metode STAD untuk jangka pendek sebagai berikut :
a. Model
pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang
sedang dibahas.
b. Adanya
anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,
karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran
kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan
pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan
bersama-sama.
d. Pembelajaran
kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga
diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah atau
penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai
hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang
lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
g. Pembentukan
kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar
bekerja sama
Kekurangan model pembelajaran
koperatif model STAD adalah sebagai berikut:
a. Apabila guru
terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan
tampak macet.
b. Apabila
jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga,
maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat
berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak
mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila
ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara
konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
No comments:
Post a Comment